TOU 2 - BAB 5 - PERILAKU PRODUSEN

Tuesday, 8 January 2013

Bab 5 - Perilaku Produsen

Pengertian Produksi

Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor-faktor produksi, yaitu :

1. Faktor Produksi Asli
Yang termasuk faktor produksi asli adalah :
  • Alam, contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan barang tambang.
  • Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.
2. Faktor Produksi Turunan
Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian.

Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :

Q = f (L, R, C, T)

Dimana :
Q = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F = symbol persamaan (function)
L = tenaga kerja (labour)
R = kekayaan alam (resources)
C = modal (capital)
T = teknologi (technology)

Perilaku Produsen

Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil resiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.


Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
  • Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Pengusaha harus tahu apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
  • Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa dikelola untuk mencapai tujuan perusahaan, baik sumber daya, modal, maupun manusianya.
  • Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing bawahannya.
  • Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut, apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
Produksi Optimal

Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksioutput yang lain.

Tingkat Produksi Optimal

Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi sebagai berikut :
  1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar daripada permintaan.
  2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi timgkat permintaan.
  3. Selama produksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi Yang Optimal

Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut :
  • Biaya - biaya yang berubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up-cost).
  • Biaya - biaya yang berubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
  1. Biaya fasilitas - fasilitas penyimpanan,
  2. Biaya modal (opportunity cost of capital),
  3. Biaya keusangan,
  4. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan,
  5. Biaya asuransi persediaan,
  6. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan,
  7. Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.

TOU 2 - BAB 3&4 - PERILAKU KONSUMEN


Bab 3&4 - Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen :
Proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal - hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Konsumen mengetahui kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut adalah wujud konsumen :
  1. Personal Consumer : Konsumen ini membeli dan menggunakan barang / jasa untuk pemakaian sendiri.
  2. Organizational Consumer : Konsumen ini membeli dan menggunakan barang / jasa untuk memenuhi kebutuhan dalam menjalankan organisasi tersebut.
Pendekatan Perilaku Konsumen

Pendekatan perilaku konsumen terbagi dua, yaitu :

1. Teori Kardinal (Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.

2. Teori Ordinal (Ordinal Theory)

a. Kurva Indiferensi (Indiference Curve)
Menurut Teori Ordinal kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan Kurva Indiferensi (Indeference Curve). Kurva Indiferensi (Indiference Curve) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indiference map) dihadapi oleh seorang konsumen. Asumsi - asumsi kurva indiferensi :
  • Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi kepuasannya.
  • Kurva indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah (downward sloping), dan cembung ke titik origin (convex to origin) atau adanya kelangkaan.
  • Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar transitifitas terpenuhi.
b. Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Garis Anggaran (Budget Line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P (Px untuk X dan Py untuk Y) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk X dan Qy untuk Y), maka :
BL = Px.Qx + Py.Qy

c. Perubahan Harga Barang Dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segitiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas segitiga makin luas, maka daya beli meningkat, begitu juga sebaliknya.

Konsep Elastisitas

Elastisitas :
Perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.

Ada tiga konsep elastisitas, yaitu :

1. Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat / konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan / respon perubahan jumlah / kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Elastisitas harga permintaan merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun, dan sebaliknya.
Ada tiga bentuk elastisitas harga permintaan:
  1. Apabila perubahan harga mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barang yang diminta, disebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah lebih besar dari satu (Eh>1). Bentuk kurva permintaannya lebih landai.[ % ΔP > % Δ Q].
  2. Apabila persentase perubahan harga sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta, disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
  3. Apabila persentase perubahan harga mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1 bentuk="bentuk" kurva="kurva" lebih="lebih" permintaannya="permintaannya" q="q" span="span" vuram..="vuram..">
 
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of Demand)
Elastisitas Silang adalah elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitannya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumen akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan.

TOU 2 - BAB 1 - RUANG LINGKUP EKONOMI


BAB 1 - Ruang Lingkup Ekonomi



Definisi dan Metologi Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajar seluruh aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang artinya "keluarga, rumah tangga" dan nomos yang artinya "peraturan, aturan, hukum".

Ilmu Ekonomi adalah studi mengenai bagaimana cara manusia dan masyrakat sampai kepada pilihan (dengan atau tanpa uang) untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi yang terbatas yang dapat mempunyai kegunaan-kegunaan alternatif, untuk menghasilkan berbagai macam barang dan mendistribusikan untuk konsumsi baik sekarang maupun masa yang akan datang.

Secara umum, subyek dalam ekonomi terbagi atas beberapa cara. Yang terkenal adalah makro ekonomi dan mikro ekonomi.

Makro Ekonomi adalah : studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan dan pasar.
Mikro Ekonomi adalah : ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang dan jasa yang diperjual belikan. Mikro ekonomi meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, serta menentukan harga, penawaran, dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.

Perkembangan ilmu ekonomi dimulai pada abad ke-18, yang pemikirannya diawali oleh aliran klasik. Aliran ini dipelopori oleh John Adam Smith, seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia, yang terkenal melalui bukunya yang berjudul On Inquiry Into The Nature And Causes The Wealth of Nations. Dan hingga kini walaupun ekonomi sulit untuk disimpulkan, ekonomi tetap digunakan untuk memahami, menganalisis dan memperkirakan fenomena di dunia nyata seperti inflasi, perdagangan internasional dan nilai tukar.

Kebutuhan Manusia
Kebutuhan adalah kegunaan yang timbul dalam diri manusia dan masyarakat dalam bentuk tuntutan untuk memperoleh pemenuhannya. Kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Kebutuhan Ekonomi : kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup yang dapat dinilai dengan uang (mis : makan dan minum).
  2. Kebutuhan Non Ekonomi : kebutuhan yang tidak dapat dinilai dengan uang.
Kebutuhan ekonomi pada dasarnya bersifat :
  • Berbeda untuk setiap orang atau setiap kelompok.
  • Tidak sama sepanjang waktu.
  • Berkembang dalam jumlah dan kualitasnya.
  • Saling melengkapi atau saling berlawanan.
Kebutuhan manusia yang kian tahun semakin meningkat dan beraneka ragam diiringi dengan alat pemuas kebutuhan yang sangat terbatas. Hal inilah yang menjadi inti masalah ekonomi. Kebutuhan senantiasa menampakkan dirinya sebagai suatu perasaan kekurangan yang menimbulkan keinginan untuk dipenuhi. Kebutuhan dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Kebutuhan Menurut Intensitasnya
Kebutuhan ini dipandang dari urgensinya, yaitu :
a. Kebutuhan Primer :
Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi, misalnya : makan dan minum.
b. Kebutuhan Sekunder :
Kebutuhan yang harus dipenuhi supaya dapat hidup lebih baik, misalnya : buku bacaan.
c. Kebutuhan Tersier :
Kebutuhan yang bisa dipenuhi setelah kebutuhan sekunder, misalnya : berlibur keluar negeri.

2. Kebutuhan Menurut Sifatnya :
a. Kebutuhan Jasmani adalah kebutuhan material, misalnya : rokok.
b. Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan jiwa, misalnya : agama.

3. Kebutuhan Dari Segi Tujuan :
a. Kebutuhan Individual adalah kebutuhan perorangan.
b. Kebutuhan Sosial adalah kebutuhan untuk masyarakat.

4. Kebutuhan Dari Segi Waktu :
a. Kebutuhan Sekarang
b. Kebutuhan Masa Yang Akan Datang

Metodologi Ekonomi

Ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisa fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri yang mengkombinasikan ilmu matematika, statistik dan ekonomi. Kubu lain dalam metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model general equilibrium(keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat dari satu agen ekonomi ke agen ekonomi lainnya. Di lain pihak metode kualitatif juga sama berkembangnya dengan metode kuantitatif. Hal ini didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.

Masalah Pokok Ekonomi Dan Pengaruh Mekanisme Harga

Masalah ekonomi sering timbul dikarenakan oleh adanya ketidakseimbangan antara keinginan pemenuhan kebutuhan dengan kemampuan faktor-faktor produksi yang bisa memenuhi keinginan tersebut. Hal ini menyebabkan perlunya pembuatan pilihan-pilihan sehingga kesejahteraan dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia dapat terpenuhi.

Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis kegiatan produksi, konsumsi dan perdagangan. Pokok masalah ekonomi terdiri atas tiga, yaitu :
  • Produksi : masalah usaha atau kegiatan menciptakan dan menambah kegunaan suatu benda.
  • Distribusi : kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen.
  • Konsumsi : kegiatan menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda.
Ada tiga persoalan pokok dalam perekonomian, yaitu :

1. Apakah barang dan jasa yang harus diproduksi ?
Pemilihan barang dan jasa yang harus diproduksi dalam suatu kurun waktu tertentu akan mempengaruhi penggunaan faktor-faktor produksi yang sebanding. Semakin banyak suatu barang yang akan dihasilkan, semakin banyak pula faktor produksi yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut. Untuk tujuan itu, maka faktor-faktor produksi yang digunakan di sektor lain harus dikurangi, sehingga produksi di sektor lain tersebut akan berkurang.

2. Bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa?

Untuk dapat menghasilakn suatu barang dan jasa dapat digunakan beberapa cara / metode. Pemilihan suatu metode harus didasarkan pada prinsip efisiensi yang merupakan faktor dari masalah dasar kegiatan tersebut. Dari segi tekniknya dan besarnya jumlah permintaan, apabila permintaan tinggi maka penggunaan teknik yang modern akan menaikkan efisiensi, begitu pula sebaliknya.


3. Untuk siapakah barang dan jasa tersebut di produksi?

Setiap masyarakat harus memecahkan masalah ini. Mereka harus memikirkan cara untuk mendistribusikan pendapatan secara adil tanpa mengurangi kegairahan individu- individu bekerja hingga ke puncak kesanggupannya. Apabila tujuan ini dapat tercapai, maka perataan pendapatan dapat diwujudkan tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi. Campur tangan diperlukan untuk mencapai tujuan ini.


Macam - Macam Sistem Ekonomi


Sistem Ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya, baik kepada individu maupun organisasi, dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai suatu kemakmuran didalam negara tersebut.


a. Sistem ekonomi tradisional adalah sistem perekonomian di mana kegiatan ekonominya yang masih sangat sederhana. Ciri-ciri sistem perekonomian tradisional adalah :
  • Masyarakat hidup berkelompok secara kekeluargaan.
  • Tanah merupakan sumber kehidupan.
  • Belum mengenal adanya pembagian kerja.
  • Pertukaran masih dilakukan dengan sistem barter.
  • tingkat dan macam produksi sesuai dengan kebutuhan.
b. Sistem perekonomian adalah sistem perekonomian yang seluruh kegiatan ekonominya diatur oleh pusat. Ciri-ciri perekonomian komando adalah :
  • Semua sumber dan alat produksi dikuasai negara.
  • Hak milik perorangan atas alat dan sumber produksi tidak ada.
  • Kebijakan perekonomian sepenuhnya diatur pusat.
  • Pembagian kerja diatur negara.
  • Masyarakat tidak dapat memilih jenis pekerjaan.
c. Sistem perekonomian pasar adalah sistem perekonomian yang sepenuhnya dilaksanakan oleh wisata, dan pemerintah hanya mengawasi jalannya perekonomian. Ciri-ciri perekonomian pasar adalah :
  • Sumber dan alat produksi dikuasai oleh swasta.
  • Rakyat diberi kebebasan mengatur sumber dan alat produksi.
  • Munculnya persaingan antar pengusaha.
  • Dalam masyarakat terdapat pembagian kelompok-kelompok, yaitu pemilik faktor produksi dan pekerja / buruh.

Bentuk-Bentuk Sistem Ekonomi

Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksi. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah.. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.

Berikut ini adalah gambaran beberapa sistem ekonomi yang dianut oleh beberapa negara :

  1. Kapitalis, yaitu suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk mraih keuntungan sebesar-besarnya. Contoh : Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.
  2. Sosialis, yaitu suatu paham tentang penghapusan kepemilikan hak pribadi, prinsip ekonomi yang menekankan agar status kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas penting dan menjadi kebutuhan masyarakat banyak. Contoh : Rusia, China, dan Yugoslavia.
  3. Komunis, yaitu suatu paham yang pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata. Contoh : Vietnam, Korea Utara, Laos, dan Kuba.

TOU 2 - BAB2 - PENENTUAN HARGA PERMINTAAN & PENAWARAN


Bab 2 - Penentuan Harga Permintaan & Penawaran

Pengertian Permintaan & Penawaran

Permintaan adalah :
Jumlah barang dan jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan adalah :
  • Harga barang itu sendiri
  • Harga barang lain yang berkaitan
  • Tingkat pendapatan
  • Selera konsumen
  • Ekspektasi / perkiraan
Penawaran adalah :
Jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran adalah :
  • Harga barang itu sendiri
  • Harga sumber produksi
  • Tingkat produksi
  • Ekspektasi / perkiraan
Teori penawaran dan permintaan dalam ilmu ekonomi menggambarkan hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari satu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas barang yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas.

Hukum Permintaan & Penawaran

Hukum Permintaan :
Apabila harga naik, maka jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan, dan apabila harga turun, maka jumlah barang yang diminta akan mengalami kenaikan.

Dalam Hukum Permintaan jumlah barang yang akan diminta akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta. Hal ini dikarenakan naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan mengakibatkan berkurangnya jumlah permintaan. Naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.

Hukum Penawaran :
Bila tingkat harga mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan bila tingkat harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan turun.

Dalam Hukum Penawaran jumlah barang yang akan ditawarkan berbanding lurus dengan tingkat harga. Hukum Penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.

Kurva Permintaan & Penawaran

Kurva Permintaan :
Kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga.

Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X).

Kurva Penawaran :
Kurva yang menunjukkan berbagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga.

Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X).

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan & Penawaran

Faktor - faktor yang mempengaruhi permintaan diantaranya :

a. Selera
Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi, maka akan diikuti dengan peningkatan jumlah barang dan jasa yang diminta. Sebaliknya, apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa rendah, maka akan diikuti dengan penurunan permintaan jumlah barang dan jasa.

b. Pendapatan Konsumen
Semakin tinggi pendapatan konsumen akan diikuti dengan peningkatan daya beli konsumen, sehingga kuat dan mampu membeli barang dan jasa dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, semakin rendah pendapatan konsumen akan diikuti dengan penurunan daya beli konsumen.

c. Harga Barang / Jasa Pengganti
Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa yang harganya relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif penggunaan. Contohnya : bila harga pesawat Jakarta - Surabaya sama harganya dengan tiket kereta api, maka konsumen cenderung akan memilih pesawat sebagai alat transportasi.

d. Harga Barang / Jasa Pelengkap
Keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya saling melengkapi. Contoh : kompor dengan minyak tanah, karena harga minyak tanah mengalami kenaikan, maka orang beralih menggunakan kompor gas.

e. Perkiraan Harga Di Masa Yang Akan Datang
Apabila konsumen menduga harga barang akan terus mengalami kenaikan di masa yang akan datang, maka konsumen cenderung untuk menambah jumlah barang yang dibelinya.

f. Intensitas Kebutuhan Konsumen
Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara mendesak dan dirasakan pokoknya oleh konsumen, maka jumlah permintaan akan mengalami peningkatan.

Faktor - faktor yang mempengaruhi penawaran diantaranya :

a. Biaya Produksi
Harga bahan baku yang mahal akan mengakibatkan tingginya biaya produksi dan menyebabkan produsen menawarkan barang dalam jumlah terbatas. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian karena takut barang tidak laku.

b. Teknologi
Adanya kemajuan teknologi akan menyebabkan pengurangan terhadap biaya produksi, dan produsen dapat menawarkan barang dalam jumlah yang lebih besar lagi. Apabila harga barang mengalami kenaikan, maka produsen akan memproduksi lebih banyak lagi karena berasumsi bahwa konsumen akan beralih ke barang pengganti karena harganya lebih murah.

c. Pajak
Semakin tinggi tarif pajak yang dikenakan akan mengakibatkan naiknya harga barang dan jasa. Hal ini akan berdampak pada permintaan konsumen, sehingga jumlah permintaan konsumen akan menurun dan berkurangnya jumlah barang yang ditawarkan.

d. Perkiraan Harga Barang Di Masa Yang Akan Datang
Apabila kondisi pendapatan masyarakat meningkat, biaya produksi berkurang dan harga barang dan jasa naik, maka produsen bisa menambahkan jumlah barang dan jasa yang akan ditawarkan. Tetapi bila pendapatan masyarakat tetap, biaya produksi meningkat dan harga barang dan jasa naik, maka produsen cenderung mengurangi jumlah barang dan jasa yang akan ditawarkan.

e. Tujuan Dari Perusahaan
Bila perusahaan berorientasi untuk dapat menguasai pasar, maka dia harus mampu menekan harga terhadap barang dan jasa yang ditawarkan, sehingga keuntungan yang diperoleh kecil. Bila orientasinya pada keuntungan yang besar, maka perusahaan menetapkan harga yang tinggi terhadap barang dan jasa yang ditawarkan.

f. Harga Barang Itu Sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang akan ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya, jika harga barang yang ditawarkan turun, maka jumlah barang yang akan ditawarkan oleh penjual juga akan turun.

g. Harga Barang Pengganti (Substitusi)
Apabila harga barang pengganti meningkat, maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual biasanya berharap konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah.

h. Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka permintaan terhadap jumlah barang akan meningkat.

Penentuan Harga Keseimbangan

Harga Keseimbangan (Harga Ekuilibrium) :
Harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.

Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar, merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen), dimana kuantitas yang diminta dan ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama, dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga, sehingga terjadi transaksi antara pembeli dan penjual.


Beberapa Pendekatan Pengembangan System

Saturday, 27 November 2010
Prototyping

Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis.

Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses. Prototyping merupakan bentuk dari Rapid Application Development (RAD). Beberapa kerugian RAD:
1. RAD mungkin mengesampingkan prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak
2. Menghasilkan inkonsistensi pada modul-modul sistem
3. Tidak cocok dengan standar
4. Kekurangan prinsip reusability komponen

Prototype methodology
Analis bekerja dengan tim untuk mengidentifikasi requirement awal untuk sistem
Analis kemudian membangun prototype. Ketika sebuah prototype telah selesai. User bekerja dengan prototype itu dan menyampaikan pada analis apa yang mereka sukai dan yang tidak mereka sukai. Analis kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaiki prototype Versi baru diberikan kembali ke user Ulangi langkah-langkah tersebut sampai user merasa puas


Keuntungan prototype
1. Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain
2. Mempunyai kemampuan menangkap requirement secara
3. Konkret daripada secara abstrak
4. Untuk digunakan secara standalone
5. Digunakan untuk memperluas SDLC

Joint Application Design (JAD)


Pada akhir 1970 an personil pengembangan sistem di IBM mengembangan proses baru untuk mengumpulkan requiremen SI dan mereview desain dengan nama JAD.

JAD adalah proses terstruktur dimana user, manager dan analis bekerja bersama-sama selama beberapa hari dalam 1 pertemuan bersama untuk mengumpulkan requiremen sistem yang akan dibangun.

Participatory design


End user dilibatkan dalam pengembangan sistem dalam satu meja untuk persetujuan tentang sistem requirement dan sistem desain.

Pada perkembangannya desain sistem banyak disupport oleh pengggunaan software dan teknologi baru. Analisis
mengandalkan tool dengan tujuan :
o Meningkatkan produktifitas
o Berkomunikasi lebih efektif dengan user
o Mengintegrasikan pekerjaan yang telah dilaksanakan
dari awal pengembangan sampai akhir.

Contoh-contoh tool yang digunakan adalah :
–Computer-Aided Systems Engineering (CASE -tools)
–Application Development Environments (ADE -tools)
–Process and Project Managers

Tugas SPK 4 KA 04

Monday, 15 November 2010
SPK 4KA04 11107440 Rico Dwi Putra

Document Flow Pembuatan KRS

Sunday, 21 February 2010


Prosedur pengisian KRS diawali dengan mahasiswa menyerahkan fotokopi tanda bukti pembayaran uang kuliah (blanko) ke bagian Front Office (FO), yang melayani informasi dalam bidang Akademik dan Keuangan. Kemudian FO memeriksa blanko dan memberikan form KRS kepada mahasiswa. Mahasiswa mengisi form KRS dan mengumpulkannya pada Ketua Jurusan (Kajur), yang kemudian diperiksa dan disetujuinya, lalu diserahkan ke BAAK. BAAK memeriksa dan menyetujuinya dan jika disetujui, KRS diserahkan ke FO kembali untuk diberikan kepada mahasiswa. Dan mahasiswa memperbanyak KRS dan memberikan fotocopy KRS kepada FO untuk diberikan kepada Kajur dan BAAK. Prosedur ini digambarkan pada gambar diatas.

Flow of document dari sistem yang diusulkan dapat dilihat pada gambar di atas. Dimana kegiatannya dijelaskan sebagai berikut:

1. Mahasiswa memberikan tanda bukti pembayaran uang kuliah (blanko), tanda pengenal lain (Kartu Mahasiswa) dan Formulir Rencana Studi (FRS) yang telah diisi kepada Penasehat Akademik (PA).

2. PA memeriksa blanko dan FRS mahasiswa, kemudian diserahkan kembali ke mahasiswa.

3. Mahasiswa mengisi KRS pada Unit Pengolahan Teknis (UPT) Komputer dengan membawa FRS yang telah diperiksa oleh PA.

4. KRS dicetak di bagian UPT Komputer dan diberikan ke BAAK untuk disetujui.

5. BAAK menyimpan duplikat KRS dan menyerahkan duplikat KRS yang satu kepada PA dan KRS asli pada mahasiswa.